Kanker Paru-paru
Syaenan
Meminimalisir Efeknya
Namaku Syaenan, saya ingin mengisahkan
perjuangan istri saya Ike Herawati melawan kanker paru yang dideritanya sejak
Desember 2007 hingga kini.
Kulit menghitam akibat efek kemoterapi yang
biasa terjadi, tidak ditemui pada dik Ike. Jujur perbedaan ini kami yakini,
merupakan hasil konsumsi TNJ yang dilakukan istriku. Walau perontokan ranmbut
tetap tak bisa dihindari, namun kami merasa bersyukur bahwa penderitaan istriku
tidak sehebat pasien lain.
Kanker paru yang merongring kesehatan istriku
bermula ketika batuk selama tiga minggu tak kunjung sembuh. Jalur medis kami
tempuh, dokter mendiagnosa dik Ike terkena TBC. Tapi itupun baru dugaan.
Setelah dua bulan berselang, sesak nafas di Ike bertambah parah. Untuk berjalan
10 meter saja, ia sudah ngos-ngosan.
Semua tes dilakukan oleh dokter. Sampai CT scan, bahkan cairan di paru2
disedot dan diteliti. Singkat cerita dik Ike mengidap kanker paru stadium 3 B.
Semakin hari penderitaan dik Ike bertambah saja. Nafsu maknnya hilang,
sesak nafas terus ia alami tak henti-henti. Sampailah kami kepada keputusan
kemoterapi, setelah sejumlah langkah alternatif kami tempuh dan tak berbuah
hasil.
Sebelum kemo terapi, kami telah dikenalkan dengan TNJ. Dengan dosis 2x250cc
(saat itu), kami rutin memberikan dik Ike. Alhamdulillah setelah kemoterapi
tahap pertama selesai, dik Ike tidak mengalami kegosongan kulit . Saya yakin
bahwa itu merupakan efek dari TNJ. Merasa terbantu soal stamina dan daya tahan
tubuh dik Ike saya terus memberikan TNJ kepada dik Ike. Sampai suatu saat saya
mengikuti Healtn Talk dan saya konsultasikan kepada dr. Amarullah sehingga
mendapatkan dosis yang benar 3 x 30 cc sehari.
Hal yang mendasari keyakinan saya akan khasita TNJ adalah, pengalaman teman
di Rumah sakit yang mengalami hal yang sama. Awalnya mereka juga ikut
mengonsumsi TNJ, namun setelah 10 botol mereka berhenti. Yang kami lihat saat
ini, rekan kami itu semakin drop saja kesehatannya pasca kemoterapi, bahka nafsu
makan terus tergerus, tubuhnya semakin kurus dan kulitnya berangsur-angsur
hitam. Alhamdulillah, hal itu tidak terjadi kepada dik Ike. Saya bersyukur
tidak memutuskan perawatan dik Ike dari
TNJ.
Setelah menjalani kemoterapi sebanyak 6 kali dan tetap mengonsumsi TNJ,
kesehatan dik Ike berangsur membaik. Bahkan ia mampu berjalan sejauh 500 meter
tanpa ngos-ngosan. Keceriaannya kembali menyeruap di rumah kami. Semoga Allah
SWT benar-benar mengangkat penyakit dik Ike, dan semoga TNJ adalah mediasi tepat
yang diberikan Allah SWT dalam menyembuhkan penyakit istriku tercinta. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar